Dina Fenisha Azmi
19510120
3PA02
Psikoterapi
Merupakan
konsep utama dari Albert Ellis yaitu RET dibangun berdasar atas filosofi bahwa
”apa yang menganggu jiwa manusia bukanlah peristiwa-peristiwa, tetapi bagaimana
manusia itu mereaksi atau berprasangka terhadap persitiwa-peristiwa tersebut”.
RET tidak memusatkan perhatian kepada peristiwa-pristiwa masa lalu, tetapi
lebih kepada peristiwa yang terjadi saat ini dan bagaimana reaksi terhadap
peristiwa tersebut. RET juga percaya bahwa setiap manusia mempunyai pilihan,
mampu mengontrol ide-idenya, sikap, perasaan, dan tindakan-tindakannya serta
mampu menyusun kehidupannya menurut kehendak atau pilihannya sendiri.
RET didasari
asumsi bahwa manusia itu dilahirkan dengan potensi rasional dan juga irasional.
Seseorang berperilaku tertentu karena ia percaya harus bertindak dalam cara
itu. Sedangkan gangguan emosional terletak pada keyakinan irasional. Yaitu
tuntutan atau ekspektasi yang tidak realitas dan absolute terhadap kejadian
atau individu yang dapat dikenal dengan kata-kata seperti harus, sebaliknya,
dan lebih baik.
Teori A-B-C tentang Kepribadian
Teori A – B – C tentang kepribadian sangatlah penting bagi teori dan praktek
Terapi Rasional Emotif.
a.
A
(Antecedent event ) adalah keberadaan suatu fakta, suatu peristiwa, tingkah
laku atau sikap seseorang.
b. B ( Beliefs
) adalah keyakinan-keyakinan, terutama yang bersifat irasional dan merusak diri
sendiri yang merupakan sumber ketidakbahagiaan kita.
c. C (
Consequence ) adalah konsekuensi-konsekuensi berupa gejala neurotik dan
emosi-emosi negatif seperti panik, dendam dan amarah karena depresi yang
bersumber dari keyakinan - keyakinan kita yang keliru. Setelah A – B – C
menyusul D, membahas bahwa pada dasarnya
d.
D adalah
penerapan metode ilmiah untuk membantu para klien menantang keyakinan –
keyakinannya yang irasional yang
telah mengakibatkan gangguan – gangguan emosi dan tingkah laku. Karena prinsip
– prinsip logika bisa diajarkan, prinsip – prinsip ini bisa digunakan untuk
menghancurkan hipotesis – hipotesis yang tidak realistis dan yang tidak bisa
diuji kebenarannya. Metode logikoempiris ini bisa membantu para klien
menyingkirkan ideologi – ideologi yang merusak diri.
Contoh
Terapi Rasional Emotif
A. (Antecedent event )” saya takut
anjing”
B. ( Beliefs ) pesan irasional :
saya takut anjing berarti saya seorang penakut”
pesan rasional : ”saya takut anjing, berarti
saya payah, saya akan lebih dekat dengan
anjing agar saya tidak takut lagi”
anjing agar saya tidak takut lagi”
C : ( Consequence ) “cemas,
takut,lari,keringat dingin”
D :” tidak semua anjing menggigit
dan suka meng gong-gong”
E : Merupakan jawaban-jawaban yang
telah dikembangkan.”ternyata tidak semua anjing suka menggigit dan meng
gong-gong. Dia tidak akan meng gigit dan meng gong-gong apabila kita tidak
menganggunya
Ciri-ciri
terapi rasional emotif dapat di uraikan sebagai berikut:
· Dalam menelusuri masalah klien yang di bantu
nya, konselor berperan lebih aktif di bandingkan klien. Maksudnya adalah
bahwasannya peran konselor disini harus bersikap efektif dan memiliki kapasitas
untuk memecahkan masalah yang di hadapi klien dan bersungguh-sungguh dalam
mengatasi masalah yang di hadapi artinya konselor harus melibatkan diri dan
berusaha menolong kliennya supaya dapat berkembang sesuai dengan keinginan dan
di sesuaikan dengan potensi yang di miliki nya.
· Dalam proses hubungan konseling harus tetap di
ciptakan dan di pelihara hubungan baik dengan klien. Dengan sikap yang ramah
dan hangat dari konselor akan mempunyai pengaruh yang penting demi suksesnya
proses konseling sehingga dengan terciptanya proses yang akrab dan rasa nyaman
ketika berhadapan dengan klien
Tercipta dan terpeliharanya hubungan baik ini di
pergunakan oleh konselor untuk membantu klien mengubah Cara berfikirnya yang
tidak rasional menjadi rasional.
·
Dalam proses hubungan konseling, konselor tidak
banyak menelusuri masa lampau klien.
·
Diagnosis (rumusan masalah) yang di lakukan
dalam konseling rasional emotif bertujuan untuk membuka ketidak logisan cara
berfikir klien.
sumber
Sukardi, Dewa Ketut. 1985. Pengantar
Teori Konseling . Jakarta: Ghalia Indonesia
Willis,sofran.2004. konseling individu
teori dan praktek. Bandung: Alfabeta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar