Senin, 15 April 2013

Rational Emotive Therapy



Dina Fenisha Azmi
19510120
3PA02
Psikoterapi


Merupakan konsep utama dari Albert Ellis yaitu RET dibangun berdasar atas filosofi bahwa ”apa yang menganggu jiwa manusia bukanlah peristiwa-peristiwa, tetapi bagaimana manusia itu mereaksi atau berprasangka terhadap persitiwa-peristiwa tersebut”. RET tidak memusatkan perhatian kepada peristiwa-pristiwa masa lalu, tetapi lebih kepada peristiwa yang terjadi saat ini dan bagaimana reaksi terhadap peristiwa tersebut. RET juga percaya bahwa setiap manusia mempunyai pilihan, mampu mengontrol ide-idenya, sikap, perasaan, dan tindakan-tindakannya serta mampu menyusun kehidupannya menurut kehendak atau pilihannya sendiri.

RET didasari asumsi bahwa manusia itu dilahirkan dengan potensi rasional dan juga irasional. Seseorang berperilaku tertentu karena ia percaya harus bertindak dalam cara itu. Sedangkan gangguan emosional terletak pada keyakinan irasional. Yaitu tuntutan atau ekspektasi yang tidak realitas dan absolute terhadap kejadian atau individu yang dapat dikenal dengan kata-kata seperti harus, sebaliknya, dan lebih baik.
Teori A-B-C tentang Kepribadian Teori A – B – C tentang kepribadian sangatlah penting bagi teori dan praktek Terapi Rasional Emotif.
a.       A (Antecedent event ) adalah keberadaan suatu fakta, suatu peristiwa, tingkah laku atau sikap seseorang.

b.   B ( Beliefs ) adalah keyakinan-keyakinan, terutama yang bersifat irasional dan merusak diri sendiri yang merupakan sumber ketidakbahagiaan kita.

c.     C ( Consequence ) adalah konsekuensi-konsekuensi berupa gejala neurotik dan emosi-emosi negatif seperti panik, dendam dan amarah karena depresi yang bersumber dari keyakinan - keyakinan kita yang keliru. Setelah A – B – C menyusul D, membahas bahwa pada dasarnya

d.      D adalah penerapan metode ilmiah untuk membantu para klien menantang keyakinan –
keyakinannya yang irasional yang telah mengakibatkan gangguan – gangguan emosi dan tingkah laku. Karena prinsip – prinsip logika bisa diajarkan, prinsip – prinsip ini bisa digunakan untuk menghancurkan hipotesis – hipotesis yang tidak realistis dan yang tidak bisa diuji kebenarannya. Metode logikoempiris ini bisa membantu para klien menyingkirkan ideologi – ideologi yang merusak diri.

Contoh Terapi Rasional Emotif
A. (Antecedent event )” saya takut anjing”
B. ( Beliefs ) pesan irasional : saya takut anjing berarti saya seorang penakut”
   pesan rasional : ”saya takut anjing, berarti saya payah, saya akan lebih dekat dengan   
     anjing agar saya tidak takut lagi”
C : ( Consequence ) “cemas, takut,lari,keringat dingin”
D :” tidak semua anjing menggigit dan suka meng gong-gong”
E : Merupakan jawaban-jawaban yang telah dikembangkan.”ternyata tidak semua anjing suka menggigit dan meng gong-gong. Dia tidak akan meng gigit dan meng gong-gong apabila kita tidak menganggunya

Ciri-ciri terapi rasional emotif dapat di uraikan sebagai berikut:
·   Dalam menelusuri masalah klien yang di bantu nya, konselor berperan lebih aktif di bandingkan klien. Maksudnya adalah bahwasannya peran konselor disini harus bersikap efektif dan memiliki kapasitas untuk memecahkan masalah yang di hadapi klien dan bersungguh-sungguh dalam mengatasi masalah yang di hadapi artinya konselor harus melibatkan diri dan berusaha menolong kliennya supaya dapat berkembang sesuai dengan keinginan dan di sesuaikan dengan potensi yang di miliki nya.
·      Dalam proses hubungan konseling harus tetap di ciptakan dan di pelihara hubungan baik dengan klien. Dengan sikap yang ramah dan hangat dari konselor akan mempunyai pengaruh yang penting demi suksesnya proses konseling sehingga dengan terciptanya proses yang akrab dan rasa nyaman ketika berhadapan dengan klien
     Tercipta dan terpeliharanya hubungan baik ini di pergunakan oleh konselor untuk membantu klien mengubah Cara berfikirnya yang tidak rasional menjadi rasional.
·           
       Dalam proses hubungan konseling, konselor tidak banyak menelusuri masa lampau klien.
·     Diagnosis (rumusan masalah) yang di lakukan dalam konseling rasional emotif bertujuan untuk membuka ketidak logisan cara berfikir klien.

sumber
Sukardi, Dewa Ketut. 1985. Pengantar Teori Konseling . Jakarta: Ghalia Indonesia
Willis,sofran.2004. konseling individu teori dan praktek. Bandung: Alfabeta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar